Halaman

Kamis, 11 November 2010

Tentang Turunnya Al-Quran

Bagian Pertama:
Tentang Sebab Turunnya Al-Quran
Maksudnya adalah sesuatu peristiwa yang dibicarakan atau dijelaskan hukumnya pada hari diturunkannya suatu ayat dalam Al-Quran.
Mekanisme turunnya AL-Quran ada dua:
1. Turun tanpa sebab khusus, sebagaimana kebanyakan ayat dalam Al-Quran.
2. Turun dengan sebab suatu peristiwa atau pertanyaan. Inilah yang akan diuraikan disini.

Mengapa perlu mengetahui sebab turunnya Al-Quran?
Mengetahui sebab-sebab turunnya Al-Quran (berikutnya disebut Asbabun Nuzul) merupakan bagian dari persyaratan dasar yang harus dipenuhi oleh seorang yang ingin menafsirkan Al-Quran. Karena tidak mungkin seseorang menafsirkan suatu ayat dalam Al-Quran tanpa mengetahui sebab turunnya ayat tersebut.
Ini perlu ditekankan karena adanya beberapa kejanggalan dalam memahami seberapa penting mengetahui asbabun nuzul.

Kaidah1:
Berbicara masalah sebab turun Al-Quran harus berasal dari penukilan dan mendengarkan langsung.

Maksudnya, terbatas pada riwayat dari orang-orang yang menyaksikan peristiwa turunnya wahyu, atau mengalami peristiwa yang dimaksud pada ayat, atau orang yang mengkhususkan diri dalam ilmu ini.
Dengan demikian, sebab-sebab turun ayat ini hanya diketahui oleh para sahabat Rasulullah yang sangat dekat dengan beliau. Tidak ada tempat untuk mengarang-ngarang dalam hal ini sedikit pun.

Untuk dasar ini, kita tidak perlu diberi contoh. Sudah sangat jelas.

Kaidah2: Sebab turun Al-Quran memiliki hukum rafa'
catatan: hukum rafa' maksudnya adalah suatu ucapan sahabat yang diyakini berasal dari Nabi.
Sebab turun terbagi dua:
1. Sebab yang Jelas. Yaitu sebab-sebab yang dengan jelas disampaikan sahabat karena dalam penyampaiannya digunakan diksi: 'maka turunlah ...', atau 'dan turunlah...', atau 'kemudian turunlah...', atau 'kemudian Allah mewahyukan kepada nabi-Nya...'.
Terkadang diriwayatkan setelah diceritakan suatu kisah, kemudian dikatakan 'maka turunlah...', padahal bukan merupakan sebab turunnya Al-Quran. Akan tetapi ini sangat jarang sekali didapatkan. Atau disebutkan suatu kisah kemudian periwayat berkata: 'Maka kami mengatakan, Nah tentang inilah ayat turun...'
Dengan demikian, kaidah ini dibangun dengan pengkajian dan penelitian terhadap riwayat-riwayat terkait asbabun nuzul.
Akan tetapi, kaidah yang disebutkan diatas tidak berarti berlaku disetiap kondisi sebab tatkala meneliti lafadz-lafadz dalam permasalahan ini kami temukan bahwa tidak mungkin berlaku disetiap kondisi, selamanya... Allah yang lebih tau.
2. Tidak jelas. Jika disampaikan dengan: 'ayat ini turun tentang ....', atau yang semisalnya. Maka pernyataan ini bisa berarah pada sebab turun maupun suatu penafsiran saja.
Dan setelah kita ketahui pembagian ini, kita katakan: tidak ada keraguan bahwasanya hukum rafa' berlaku bagi kondisi pertama, tetapi untuk kondisi kedua hukum ini tidak bisa disepakati.
Abul 'Abbas Ibnu Taimiyah berkata: "Dan perkataan mereka: Ayat ini turun tentang ini, terkadang dimaksudkan sebagai asbabun nuzul, dan terkadang maksudnya hal itu relevan dengan ayat tersebut. Jika ternyata bukan sebab turun, artinya sama saja dengan perkataan: maksud ayat ini adalah itu."
Para ahli telah berbeda pendapat perihal perkataan sahabat: 'Ayat ini turun tentang ini.' Apakah berlaku sebagai sesuatu yang disandarkan pada ayat, sehingga diartikan sebagai periwayatan sehingga dimasukkan dalam kitab AL-Musnad..?
catatan: Kitab Al-Musnad adalah kitab yang berisi riwayat-riwayat yang diduga mengarah kepada perkataan Nabi.
Atau diartikan sebagai tafsir dari ayat itu, sehingga tidak dimasukkan dalam kitab-kitab riwayat (Al-Musnad)..?
Al-Bukhari memasukkan riwayat dangan lafazd seperti itu kedalam kitab Musnad-nya, sedangkan selain beliau berpendapat sebaliknya. Kebanyakan kitab al-Musnad dalam istilah ini, sama dengan istilah al-Musnad tulisan Ahmad dan selain beliau. Berbeda jika disebutkan suatu sebab, turun akibatnya. Maka mereka semua memasukkan yang semisal ini kedalam al-Musnad.

Bersambung...
Contoh-contoh riwayat dengan pernyataan sebab yang jelas dan yang samar...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sopan lebih baik bukan berarti ga sopan mungkin tidak baik tapi yang pasti buruknya... (bingung kan??) :P