Halaman

Kamis, 11 November 2010

Implementasi Kaidah:

A. Contoh penyampaian yang tidak jelas:
    1. Al- Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Hudzaifah tentang firman Allah ta’ala: “Dan berinfaqlah di jalan Allah dan janganlah kalian menjerumuskan diri sendiri dengan tangan kalian sendiri...” (Al-Baqarah:195) Hudzaifah berkata ayat ini turun mengenai pengeluaran.
    2. Dan Al-Bukhari juga meriwayatkan dari Nafi’, dia (Nafi’) berkata: Dahulu Ibnu Umar tatkala membaca AL-Quran, dia tidak berbicara sampai menyelesaikan bacaannya. Kemudian aku mendatanginya suatu hari, dia sedang membaca surat Al-Baqarah hingga berhenti di suatu ayat. Dia berkata: Tahukah kamu tentang apa ayat ini turun? Ku katakan: Tidak. Dia berkata: Ayat ini turun tentang ini dan itu. Kemudian dia pergi.
    Penjelasan:
    Suatu riwayat terkadang disampaikan dengan  jelas mengenai suatu hal tentang asbabun nuzul namun mengenai sebagian hal yang lain dengan gaya penyampaian yang tidak jelas, dan ada juga sebagian yang lain saling menjelaskan satu sama lain. Dan ini membutuhkan penelitian riwayat yang mendalam disetiap riwayat yang berbeda sebelum nantinya beranjak pada penetapan hukum terhadap hal-hal tersebut. Penelitian yang dimaksud adalah penelitian terkait gaya bahasa penyampaian.
    Berikut ini disertakan sebagian contoh:
    a. Contoh riwayat yang disampaikan dengan gaya yang jelas pada suatu saat, dan tidak jelas pada saat yang lain.
    Riwayat Ibnu Umar yang sebelumnya sebenarnya juga diriwayatkan pula di tempat lain dengan lafadz yang jelas tentang asbabun nuzul.
    b. Contoh riwayat yang jelas menyatakan asbabun nuzul.
    • Riwayat yang dikeluarkan oleh ‘dua syaikh’ dari Al-Bara tentang firman Allah ta’ala: “Dan datangilah rumah-rumah kalian dari pintunya” (Al-Baqarah:189) Dia (Al-Bara) berkata: Ayat ini turun ditengah-tengah kami. Dahulu orang-orang Anshar jika berhaji, maka mereka pergi, mereka tidak akan masuk dari pintu rumah, akan tetapi dari atap belakang rumah. Maka datanglah seorang laki-laki Anshar, memasuki rumahnya dari pintu, seakan-akan ditelanjangi (sangat memalukan) dengan sebab perbuatannya itu. Maka turunlah ayat: “Dan bukanlah suatu kebaikan....”
    • At-Tirmidzi dan Ibnu Majah mengeluarkan riwayat dari Al-Bara mengenai firman Allah: “... dan diantara sesuatu yang kami keluarkan untuk kalian dari dalam bumi dan janganlah kalian memilih-milih yang buruk untuk diinfakkan.” (Al-Baqarah:267). Beliau (Al-Bara) berkata: Ayat ini turun mengenai perihal orang Anshar. Dahulu kaum Anshar mengeluarkan –apa bila panen kurma- dari kebunnya dengan sembunyi-sembunyi. Mereka menempelkannya diatas seutas tali diantara dua drum di masjid Rasulullah (Masjid Nabawi). Maka orang-orang faqir dari kaum Muhajirin makan dari pemberian itu. Kemudian ada seorang diantara mereka dengan sengaja memasukkan kurma-kurma yang paling jelek kualitasnya. Dia menyangka hal itu tidak mengapa jika diberikan dalam jumlah yang banyak. Maka turun kepada orang yang melakukan perbuatan itu: “Dan janganlah kalian memilih yang buruk untuk diinfakkan..” Dia berkata: Jangan kalian sengaja menginfakkan kurma terjelek. “sedangkan  kalian tidaklah mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya”. Dia berkata: Sekiranya dihadiahkan kepada kalian maka tidak akan mau kalian terima kecuali dengan menanggung rasa malu dari pemiliknya. Dengan kemarahan dia berkata, bahwasanya Dia memberikan kepada kalian sedangkan dia tidak perlu terhadap kalian. Dan ketahuilah bahwasanya Allah itu tidak butuh sedekah kalian.”
    B. Contoh penyampaian yang jelas:
      1. Riwayat yang dikeluarkan oleh Al-Bukhari dari Al-Bara, beliau berkata: Tatkala diturunkan puasa ramadhan, mereka tidak mendekati istrinya sama sekali. Dan para lelaki tidak dapat menahan dirinya sendiri. Maka Allah menurunkan: “Allah mengetahui bahwasanya kalian tidak dapat menahan diri...” (Al-Baqarah:187)
      2. Dan “dua syaikh” (maksudnya Al-Bukhari dan Muslim) juga meriwayatkan pula dari Al-Bara, dia berkata: Dahulu tatkala ihram di masa jahiliyah, mereka mendatangi rumah dari atapnya. Maka Allah menurunkan : “Dan bukanlah suatu kebajikan kalian mendatangi rumah dari atapnya...” (Al-Baqarah:189)

      Tidak ada komentar:

      Posting Komentar

      sopan lebih baik bukan berarti ga sopan mungkin tidak baik tapi yang pasti buruknya... (bingung kan??) :P