Halaman

Jumat, 15 Oktober 2010

Orang musyrik Mekah, mengakui Ketuhanan Allah. Kenapa diperangi??

La ilaaha illa Allah adalah kalimat tauhid.

Ketahuilah bahwasanya tauhid adalah mengesakan Allah dalam hal ibadah. Tauhid inilah agama para rasul yang diutus oleh Allah kepada para hamba-Nya.

Rasul pertama yang diutus oleh Allah kepada manusia adalah Nuh alaihissalam. Beliau diutus kepada kaumnya tatkala mereka terlalu berlebihan menghormati orang shaleh, yakni Wadd, Suwa', Yaghuts, dan Nasr.

Dalam shahih Bukhari terdapat sebuah riwayat dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Nama-nama itu adalah nama orang shaleh dari kalangan kaum Nuh. Tatkala mereka meninggal, setan membisikkan kepada kaumnya supaya ditempat-tempat mereka biasa berkumpul, dibangun patung-patung dan diberi nama dengan nama mereka. Kaumnya pun melakukannya, tetapi mereka tidak sampai melakukan penyembahan kepada patung-patung itu. Namun setelah generasi berganti, barulah patung-patung ini disembah oleh anak-anak cucu mereka."

Sedangkan rasul terakhir yang diutus Allah adalah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Beliaulah yang telah menghancurkan patung-patung orang shalih tersebut saat peristiwa Fathu Makkah. Saat itu ada 360 buah patung di sekitar Ka'bah dan dihancurkan dengan tongkatnya sambil membaca firman Allah: "Telah datang kebenaran dan binasalah kebatilan. Sesungguhnya kebatilan itu pasti binasa."

Beliau diutus oleh Allah kepada kaum yang banyak beribadah, berhaji, bersedekah, dan sering berdzikir kepada Allah, akan tetapi mereka masih menjadikan sebagian makhluk sebagai perantara antara mereka dan Allah. Mereka berkata, kami bermaksud agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dan kami menginginkan agar mereka memberi syafa'at kepada kami dihadapan Allah sebagaimana malaikat, Isa, Maryam, dan orang-orang shaleh selain mereka. Padahal Allah berkata: "Maka tidak bermanfaat kepada mereka syafaat dari para pemberi syafaat." (Al-Mudatsir: 48)

Maka Allah mengutus Muhammad untuk memperbarui agama nenek moyang mereka, yakni Ibrahim, dan memberitahukan kepada mereka bahwa segala bentuk pendekatan diri (taqarrub) dan keyakinan (i'tiqad) hanya khusus kepada Allah. Tidak boleh sedikitpun diberikan kepada yang lain, baik kepada malaikat yang dekat dengan Allah, atau nabi yang diutus, apalagi kepada yang lainnya...

Demikianlah, orang-orang musyrik itu pun bersaksi bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, tidak ada sekutu-Nya. Tidak ada yang memberi rizki selain Dia. Tidak ada yang mengatur segala urusan selain Dia. Dan bahwasanya seluruh langit beserta isinya, dan bumi beserta isinya pula, adalah hamba-hamba-Nya. Semuanya tunduk di bawah kekuasaan dan pengaturan-Nya.

Buktinya, bacalah Yunus:31. "Katakanlah, 'Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan??' Pasti mereka akan menjawab: 'Allah!' Maka katakanlah, 'Lantas, mengapa kalian tidak mau bertaqwa kepada-Nya?'

Baca juga Al-Mukminun 84-89. "Katakanlah kepada mereka, 'Kepunyaan siapakah bumi ini dan semua yang ada padanya, jika engkau mengetahui?' Mereka akan menjawab 'Kepunyaan Allah'. Katakanlah: 'Apakah kalian tidak mau sadar?' Katakanlah: 'Siapakah yang mempunyai langit yang tujuh dan yang mempunyai singgasana yang besar?' Mereka akan menjawab 'Kepunyaan Allah'. Katakanlah, 'Mengapa kalian tidak mau bertaqwa?' Katakanlah, 'Siapakah yang ditangan-Nya ada kekuasaan terhadap segala sesuatu, yang melindungi tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika engkau mengetahui?'"

Lantas mengapa mereka diperangi oleh Rasulullah?
Tentu sudah jelas jawabannya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sopan lebih baik bukan berarti ga sopan mungkin tidak baik tapi yang pasti buruknya... (bingung kan??) :P