Halaman

Minggu, 26 September 2010

Modal Otak v.s Duit

Unpredicted Market bukanlah hal asing, namun selalu ada kontrol-kontrol yang dapat dijadikan parameter yang berperan dalam alterasi kondisi pasar.


Market Value misalnya sangat bergantung pada dua aset utama, tangible assets dan intangible assets. Tangible assets berupa financial dan physical capital, sementara intangible assets berupa intellectual capital.

Senantiasa ada dua hal ini dalam suatu perusahaan yang sukses. Kelas ini bertujuan melahirkan pengusaha-pengusaha muda yang siap secara mental dan intelektual memikul beban suatu perusahaan. Sekonyong-konyong yang terbayang adalah uang dan benda-benda. Sehingga langkah mundur terbayang dibenak masing-masing pejuang usaha yang kehilangan modal ataupun propertynya. Pada kenyataannya, usaha tidak hanya dibentuk dengan uang dan barang, namun diperlukan modal lain selain keduanya, yaitu intellectual capital.

Orang-orang yang berpikir dengan pemikiran yang primitif selalu menginginkan hal-hal yang kontan. Menyadari dana yang dikeluarkan untuk pendidikan sangat mahal, pemikiran 'kontan'-nya mengatakan, gunakan saja uangnya sebagai modal usaha. Bisa langsung dapat untung. Tahun depan bisa panen. Dst. Namun jarang yang menyadari bahwa pendidikan adalah investasi untuk memperoleh suatu modal yang tidak terbilang besarnya, intellectual capital.

Banyak orang yang memiliki sejumlah uang, namun tidak mengetahui peluang investasi, selalu mencari-cari inovasi-inovasi dari para pemilik intellectual capital. Jika para pemilik modal memiliki uang 1T untuk investasinya, maka para pemilik intellectual capital memiliki inovasi yang harganya dapat menghabiskan seluruh modal si pemilik financial capital. Dengan kata lain, bisnis tanpa modal financial dan physical sangat mungkin bagi para pemilik intellectual capital. Investasi pendidikan akan memberikan GIANT POSSITIVE VALUE (GPV) bagi pelaksananya. Para pemikir jangka panjang yang berhasil merekonstruksi masa depan akan sadar dengan pentingnya pendidikan sebagai media melipatgandakan kapital yang terbatas.

Irisan yang sempurna dari intellectual capital of customers, organizations, and human akan melahirkan value yang sangat besar bagi suatu perusahaan. Pemilik modal finansial tentu akan sangat tertarik dengan GPV ini.

Inovasi hanya dilahirkan oleh orang yang memiliki human intellectual capital. Mereka 'merekonstruksi' masa depan, selalu berada dipuncak, dan terlibat dalam keputusan-keputusan penting.




4 Model Besar Inovasi:

1. Focused Factory

Fokus pada suatu bidang yang menjadi bakatnya dan mengawinkannya dengan strategi yang apik untuk menghasilkan solusi dalam menjawab tantangan zaman.

Tantangan zaman saat ini adalah masalah krisis energi. Seseorang akan bernilai jual tinggi jika berhasil memberikan inovasi baru terkait permasalahan krisis energi.

Negara yang menerapkan model ini adalah German dan Singapore.

2. Brute Force

Memukul pasar dengan telak, misalnya produksi suatu unit dalam jumlah yang sangat besar sehingga memenuhi market-market di dunia. Negara yang menggunakan model ini adalah Cina. Contohnya produk kalkulator yang dijual sangat murah (10ribu dapat 3). Indonesia melalui BPPT mencoba memasarkan kalkulator murah, namun masih berada di harga 11ribu, sehingga tidak dapat bersaing dengan produk dari Cina. Cina diuntungkan dengan sistem sosialisnya, bahwa pekerja tidak digaji, namun hanya dijamin makanan, asuransi, dan pendidikan anak sehingga memiliki biaya produksi yang sangat murah. Gaji hanya diberikan kepada orang yang bisa memberi lebih. Misal, jika seorang karyawan dalam sehari harus berhasil membuat dua produk, maka karyawan yang berhasil membuat 3 akan mendapatkan satu nilai gaji, 4 dua nilai gaji, dst.

Negara lain yang menggunakan model ini adalah India.

3. Hollyworld

Model yang diterapkan di Bangalone, suatu kota di India yang khusus dijadikan pusat inovasi IC. Di kota ini dibangun ribuan sekolah diploma untuk menciptakan inovasi IC yang baru.

Model ini dilaksanakan dengan menciptakan Global Creative Class yang menjadi pusat inovasi.

Helsinki dan Toronto termasuk kategori Global Creative Class disamping Bangalone tadi.

4. Large Scale Ecosystem

Model ini menerapkan sistem end-to-end yang dipadukan dengan mekanisme, badan penyantun, lembaga riset, struktur bisnis dan disertai kolaborasi akademik. Suatu sistem yang rumit namun berhasil diterapkan di Finlandia. Universitas Aalto (Inovasi) akan diresmikan di negara ini.

Finlandia adalah New Top One negara paling bahagia. Rakyat sejahtera, kebutuhan terpenuhi, tuntutan rakyat kepada pemerintah dapat diakomodasi, dan rakyat hidup dengan baik dan bahagia.

Jepang walaupun kesejahteraan masyarakatnya baik, namun workaholicnya menjadikan masyarakat tidak dapat menikmati hidupnya. Sementara amerika serikat dengan sistem dan keamanan yang terkendali serta materi yang tercukupi tidak menjadi negara paling bahagia karena kenyamanan hanya dirasakan oleh sebagian warga saja. Bangsa Negro yang berkebangsaan Amerika Serikat masih merasa tidak aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sopan lebih baik bukan berarti ga sopan mungkin tidak baik tapi yang pasti buruknya... (bingung kan??) :P